Sebuah catatan
untuk kenangan singkat yang sangat berkesan
“Kita boleh membenci sesuatu, tapi jangan
terkejut bila nanti Tuhan menjadikannya sebagai salah satu hal yang mengubah
hidupmu…” – Budi Waluyo
Cukup
lama, saya membiarkan segala ide dan keinginan untuk menulis, mengendap,
ditelan ketermalasan. Aaah saya masih saja tak berubah yah… tapi, kali ini saya
ingin bercerita panjang. Tentang awal dari sebuah perjalanan yang tak pernah
terbayangkan sebelumnya. Tentang menjadi apa yang tidak pernah saya inginkan.
Namun, ketika berada di titik ini luar biasa sekali rasanya.
Dulu,
difikaran saya menjadi Pegawai Negeri sipil (PNS) itu apa bagusnya sih?
Berseragam, penuh aturan, dll. PNS sama sekali tidak pernah masuk dalam list
cita-cita saya. Meski sebenarnya saya tidak pernah yakin betul ingin menjadi
apa saya kelak. Bahkan saya pernah berada di titik jenuh, titik di mana saya
merasa gagal, resah, dan tak bisa menjadi apa-apa. Di saat teman-teman saya
sudah melangkah jauh dengan impian mereka saya hanya bisa menjadi penonton. Ditambah
lagi dengan kegagalan yang berulang membuat semangat saya tumbang. Saya lelah
mencoba tapi saya menolak menyerah. Saya menyadari betul banyak sekali
kekurangan dalam diri saya, tapi sangat tidak tahu diri untuk bercita-cita terlalu
tinggi. Tapi tak ada yang tak mungkin jika sudah Allah SWT. yang berkehendak.
Awalnya
mengikuti seleksi CPNS 2018 ini, saya tidak terlalu berharap bisa lulus seleksi
apalagi melihat banyaknya pendaftar rasanya kesempatan itu cuma 0,0001 %. Tapi,
di dalam lubuk hati saya, selalu berbisik “waah kalau lulus kayaknya keren juga
yah” dan kadang-kadang terbersit dalam lamunan saya, yang melihat diri saya
menjadi seorang PNS tapi selalu saya tepis bayangan itu agar tak terlalu kecewa
jika tak sesuai realita.
Saya
menyelesaikan pendaftaran online dan mengirimkan berkas pada hari terakhir,
saking tidak antusiasnya dengan seleksi CPNS ini. Bahkan mendekati waktu tespun
saya masih ogah-ogahan mempelajari soal-soal TKD (Tes Kompetensi Dasar) yang
banyak bertebaran. Lalu harapan yang tak seberapa itu pun kian terkikis ketika
nilai saya tidak mencapai passinggrade.
Nyatanya kesempatan itu kembali datang saat saya dinyatakan berhak mengikuti
Tes Kompetensi Bidang (TKB) karena menduduki peringkat ke dua di tes
sebelumnya. Asa itu mulai muncul, apalagi melihat orang tua yang begitu gembira
dengan kabar tersebut. Berkat doa dan dukungan mereka pula saya melalui tes TKB
dengan sangat baik dan bisa menjadi salah satu dari 167 orang yang dinyatakan
lulus menjadi CPNSD Kota Kendari.
Kemarin,
orientasi baru saja usai. Setelah melalui proses yang saaangat panjang. Dimulai
sejak dinyatakan lulus, lalu pemberkasan, dan penantian pertek NIP yang membuat
detak jantung berdetak tidak normal setiap harinya.
Semua proses ini tidak dilalui dengan sendiri. Dari
proses inilah saya berkenalan dan bertemu dengan teman-teman dan orang-orang
baru. Karena bersama membuat semua yang kita lalui menjadi mudah. Ditambah
dengan adanya grup WA (Whatsapp)
membuat keakraban di antara kami semakin erat terjalin meski baru saling
mengenal kemarin. Walau ada banyak drama juga yang tercipta dan apa saja bisa
menjadi perdebatan. Seperti luas mana kelurahan atau kecamatan misalnya,
menjadi perdebatan yang tak ada ujungnya saat pengisian DRH (Daftar Riwayat
Hidup) tempo hari. Atau simpang siurnya info mengenai 9 jeti (baca juta)
menjadi drama yang tak kalah serunya dari sinetron yang menjadi viral beberapa
hari sebelum orientasi dimulai. Grup-grup WA juga menjadi salah satu mood boster saya karena percakapannya
yang sangat menghibur meski kadang membuat HP eror karena ratusan chat yang masuk.
Berasal dari latar belakang, disiplin ilmu, asal
daerah, usia, dan karakter yang berbeda membuat diskusi selalu seru. Di sini
saya belajar untuk menerima perbedaan dan tidak memaksakan pendapat. Sebab kita
semua punya tujuan yang sama yaitu mengabdi pada bangsa dan Negara terkhusus
untuk daerah kota Kendari. Keterbukaan teman-teman dan kakak-kakak membuat saya
tidak canggung berinteraksi dengan mereka. Bahkan menbuat saya sangat jauh
keluar dari diri saya biasanya yang pemalu, tertutup dan tidak mudah bergaul
dengan orang baru.
Selain
itu pembentukan kelompok juga sangat berperan penting dalam melewati proses
ini. Kelompokku ada dua yang pertama kelompok 7, kelompok yang dibentuk saat
awal pemberkasan dan yang kedua kelompok 5 kelompok yang dibentuk saat
mengikuti orientasi. Untuk kelompok 7, sejak awal terbentuk kita sudah kompak,
selalu menyempatkan foto dan makan bersama beberapa kali. Bahkan setelah
dipencar ke dalam kelompok-kelompok baru pun tidak membuat kami melupa. Mungkin
ini berkat ketua kelompok juga yang yang terbaik mengakomodir anggotanya. Di
kelompok lima, kami terdiri dari berbagai formasi. Ada ibu-ibu dari pelamar X
tenaga honorer K2 yang suka heboh dan doyan foto, ada dokter, guru, dll. Yang
pasti kelompok kitalah yang paling kalem.
Orientasi
dimulai pada hari senin, 25 Maret 2019.
Kami berseragam hitam putih, lengkap dengan papan nama dan pin korpri. Dalam
orientasi ini kami mengikuti banyak kegiatan ada pemberian materi di ruangan
yakni pengenalan tentang aturan-aturan yang berlaku bagi PNS, bagaimana kita harus
bersikap, seperti apa pengawasan yang melekat, ataupun tentang pengembangan
diri dimana menjadi PNS bukan berarti membatasi gerak kita untuk berkembang.
Ada
juga kegiatan di luar ruangan yakni latihan PBB (Peraturan Baris Berbaris) yang
mengingatkan saya pada saat SMP dulu pernah mengikuti gerak jalan, tapi masih
juga salah-salah saat pelatihan kemarin. Pada hari kamis atau hari keempat pelaksaan
orientasi ada giat penanaman pohon di jalan Madusila, yang tak sesuai realita
karena kelompok kami tidak mendapatkan pohon, akhirnya cuma memasang pagar
pelindung. Usai penanaman pohon, kami makan-makan bersama di pinggir lapangan
dan juga outbond di taman kota, yang
mana kelompok kami kalah semangat dan kompak dengan kelompok lain karena
terlalu kalem.
Yang
paling mendebarkan adalah ketika saya ditunjuk dan ditugaskan untuk menjadi
perwakilan kelompok sebagai penerima SK 80% dan akan berhadapan langsung dengan
pak Walikota. Apalagi saat latihan dan gladi saya masih saja salah dan gagal fokus.
Di sisi lain ingin memberikan penampilan terbaik, karena ini adalah pengalaman
yang mungkin hanya akan ada sekali seumur hidup.
Hari
pentupan orientasi tiba, saya terbangun pukul tiga pagi dan tak bisa terlelap
lagi. Berbagai prasangka meresahkan fikiranku. Cemas, takut salah, tegang,
gugup, campur aduk menjadi satu. Saat hari masih berkabut, matahari belum
muncul sempurna saya sudah menunggangi beblue (motor butut kesayangan) membelah jalanan kota lulo yang sudah
mulai ramai dengan anak sekolah yang berbondong-bondong menuju sekolah. Jadi
ingat, dulu waktu sekolah saya selalu berangkat pagi sekali dan kadang jadi
orang pertama yang tiba di sekolah meski rumah saya paling jauh. Tak terasa
saya sampai di pelataran parkir kantor Walikota Kendari. Sudah ada beberapa
teman yang tiba. Semakin tinggi matahari bersinar sayapun semakin deg-degan.
Usai mengikuti apel pagi kami foto-foto bersama
teman sekelompok lalu memasuki aula dan bersiap untuk acara penutupan
orientasi. Semakin gugup dan rasanya ingin cepat-cepat selesai saja acara ini.
Apalagi ketika kami sudah berada di depan dan saat gladi terakhir saya masih
melakukan kesalahan.
Acara penutupan orientasi pun dimulai, setelah
sambutan panitia dan Walikota, tibalah saatnya penanggalan tanda peserta
orientasi dan penerimaan SK. Saya berusaha fokus meski kelihatan sekali
tegangnya di wajah saya. Bukan hanya saya, tapi kami berlima yang menjadi
perwakilan kelompok merasakan ketegangan yang sama. Sulit sekali harus
melukiskan perasaanku saat berhadapan langsung dengan pak Walikota dan menerima
SK dari beliau. Tegang campur haru, bahagia, bangga, pengen nangis tapi juga
pengen teriak kencang dan lompat-lompat kegirangan. Tapi, keadaannya tidak
memungkinkan dan masih harus tetap fokus. Setelah foto bersama kami pun kembali
ke tempat duduk, barulah saya bisa bernafas lega.
Sungguh menjadi PNS saja, sama sekali tak pernah
terbayangkan olehku. Berada di antara 167 orang ini saja sudah sangat
membanggakan dan membahagiakan bagi saya, apalagi menjadi perwakilan kelompok
yang sebenarnya teman-teman lain jauh lebih baik dari pada saya yang tak ada
apa-apanya ini.
Masa orientasi yang sangat berkesan dan
menyenangkan. Teman-teman baik yang tidak sombong dan sangat ramah, panitia
yang bekerja dengan sangat baik melayani kami dari awal dan sangat fleksibel sama sekali tidak menyusahkan
kami. Semuanya memberikan kenangan yang tak
akan terlupakan.
Terimakasih untuk kesempatan luar biasa ini.
Terimakasih Allah nikmat-Mu sungguh tiada terkira. Terimakasih mama, bapak,
kakak, saudara, sahabat, teman, dan semuanya yang selalu mendukung dan
memberikan saya kekuatan untuk tidak pantang menyerah. Terimakasih Panitia dan
teman-teman CPNSD Kota Kendari 2018, semoga persaudaraan kita tetap terjalin
dan buat semuanya sukses selalu di tempat pengabdian masing-masing.
Dan pada akhirnya, sebuah pertemuan akan menyisahkan
perpisahan. Tapi, kita bisa memilih melupakan atau menyambung silaturahmi.
Kalau aku pasti memilih yang kedua. Masa orientasi ini pasti akan kita
rindukan. Tapi, jangan rindu kawan sebab kita tak kemana-mana. Kita di sini
dalam naungan Pemerintah Kota Kendari.
Sekian….
-Wulan
30-31 Maret 2019 00:45
No comments:
Post a Comment