Tuesday, 30 July 2019

Tentang Senja & Pagi

Menyatakan cinta nggak sereceh itu,
perlu prinsip, idealisme,  dan tanggung jawab.
-AlffyRev-

Hari ini saya memutuskan untuk meliburkan diri. Tidak ke kantor setelah meminta izin ke atasan tentunya, karena lututku yang terluka setelah jatuh dari motor sabtu kemarin sepulang jalan-jalan dari Moramo. Karena saya menganggap enteng luka tersebut, akhirnya infeksi dan menjadi cukup parah sakitnya nyut-nyut kalau jalan. Habis gimana, Cuma luka tergores begitu paling juga besok sembuh pikirku, sudah biasa terluka sih uppss.

Sekali-sekali tidak papakan yah mengistirahatkan badan dan pikiran. Hari ini saya benar-benar beristirahat. Sejak pagi, setelah mengkompres lukaku dengan Cairan NACL kerjaku Cuma tiduran dan main HP, makan, lalu tidur lagi.

Setelah lelah bolak-balik buka Whatsaap, Facebook, lalu Instagram, yang sudah sangat membosankan, sayapun memutuskan untuk membuka Youtube, lihat-lihat video yang lagi trending dan apa saja yang menarik. Lalu video musik Senja & Pagi muncul di berandaku. Mengingatkanku pada judul buku yang pernah saya lihat di Instagram. Saya menontonnya dan sukses dibuat baper dengan lagu dan cerita MV-nya.

Sebenarnya sudah dari beberapa bulan lalu saya melihat buku Senja & Pagi berseliweran di akun-akun penjual buku yang saya ikuti di Instagram. Sebagai penyuka senja saya cukup tertarik melihat cover dan judulnya . Tapi entah kenapa belum timbul keinginan saya untuk mencari tahu lebih mengenai buku tersebut.

Saya lalu men-stalking Instagram Alffy Rev dan istrinya dan semakin baperlah saya dengan cerita mereka. Ternyata buku Senja & Pagi yang selama ini tak pernah saya lirik adalah tentang kisah mereka. Alffy rev dan  Linka Angelia adalah dua sosok anak muda yang inspiratif. Kisah mereka bukan tentang percintaan menye-menye tetapi tentang penyatuan dua insan yang memiliki banyak perbedaan tapi disatukan dengan mimpi-mimpi dan prinsip yang sama. Meskipun saya baru mengenal mereka dan saya belum menyelami kisah mereka secara utuh tapi saya merasa cinta itu memang seharusnya seperti itu.

Tidak mudah memang untuk menemukan sosok yang benar-benar cocok dan menyatu dengan diri kita. Seseorang yang sejiwa, memiliki mimpi,  cita-cita, prinsip dan misi hidup yang sama dengan kita. Yah rasanya hampir mustahil, sosok seperti itu cuma fiksi. Sayapun berpikiran begitu tapi bukan tidak mungkin ada kan? Kita hanya belum bertemu dengan dia.

Karena itu saya memiliki sosok fiksi yang saya juluki “Matahari”. Seseorang yang ketika bersamanya diri yang biasa bisa menjadi luar biasa. Seseorang yang dengannya membuat diri nyaman, mau bercerita apa saja, mau berbagi mimpi, mau mengerti dan menggapai mimpi bersama. Kalau kata Alffi Rev dan Linka Angelia mereka adalah Partner in crime, pun seperti kata penulis Ahmad Fuadi yang mengibaratkan dia dan istrinya adalah  The dynamic duo.

Cinta memang harusnya begitukan penuh filosofis. Cinta memang sederhana, tapi bukan semata perkara perasaan. Lebih dari itu. Cinta harusnya membuat kita menjadi versi terbaik diri kita. Bukan mengubah diri menjadi apa yang dia inginkan tapi bagaimana kita sama-sama belajar menjadi apa adanya dan menjadi lebih baik.

Kita tak perlu khawatir dan tergesa, sebab orang yang tepat akan datang di waktu yang tepat. Bertemu dan menyukai seseorang itu wajar. Tapi bila dia tak memiliki rasa yang sama apalagi pandangan hidup yang sudah berbeda sejak awal, sudah pasti bukan dia yang kita cari. Jangan resah dan kecewa, karena dia yang memang ditakdirkan Tuhan untukmu akan datang di waktu dan dengan caranya sendiri.


~WS

No comments:

Post a Comment