Monday, 23 April 2018

Hujan

Hujan. Aku suka hujan.
Hujan itu, begitu kuat yah?
Karena dia berasal dari ketinggian yang jaraknya begitu jauh dari permukaan bumi, sebelum mendarat dan jatuh di mana saja dan menimpa apa saja.

Di atas genting, di dedaunan, di atas rumput, di aspal, di tanah yang gersang, di kendaraan yang tengah melintas di jalanan.  Atau di atas payung merah jambu bergambar hello kitty, milik seorang gadis kecil yang lucu dan sedang berlari-lari kecil menuju sekolahnya. Setelah reda, ia akan meninggalkan aroma basah yang begitu melekat. Juga udara lembab yang membuat siapa saja merasa enggan menanggalkan selimut tebalnya.

Waktu kecil, aku begitu suka bermain hujan. Berlarian ke sana kemari. Menikmati air hujan yang jatuh di atas kepalaku rasanya begitu menyenangkan.

Kadang-kadang untuk dapat menikmati hujan di luar, aku harus memelas dan memohon-mohon kepada mama agar diizinkan. Akupun akan sangat kecewa bila tak mendapat izin untuk bermain dan mandi hujan. Pernah juga aku sembunyi-sembunyi keluar rumah dan bermain hujan saat mama tengah tertidur pulas.

Aaahh ingin sekali mengulang semuanya. Merasakan bagaimana dinginya bulir-bulir air yang jatuh dari langit menerpa wajahku dan membasahi seluruh tubuhku yang mungil. Serunya bermain dan berkejaran di tangah derasnya rinai hujan bersama teman-teman. Berteriak sekencang-kencangnya tanpa takut di protes oleh orang dewasa, karena toh suara hujan mengalahkan nyaringnya teriakanku.

Meski setelah puas bermain dan mandi hujan seluruh tubuhku akan menggigil kedinganan dan aku akan langsung meringkuk di balik selimut. Lalu kemudian tertidur lelap, ditemani suara hujan yang belum juga reda.

Oohh hujan.... kau memberiku kenangan masa kecil yang sangat menyenangkan.

Tapi, kini aku tak bisa dengan mudah menikmati perasaan menyenangkan ketika hujan turun seperti saat kanak-kanak dulu. Karena tiap kali terkena hujan, aku bisa langsung terserang flu dan demam hingga berhari-hari. Kata dokter, aku alergi cuaca.

Uuhhh menyebalkan bukan? Di saat kau tak dapat menikmati kesukaanmu dengan leluasa. Seperti saat ini, fluku masih saja tak kunjung sembuh. Padahal sudah hampir seminggu dan hanya karena aku habis terkena gerimis dan tak sampai basah kuyup.

Tapi, aku masih menyukai hujan. Biarpun terkadang hujan yang turun terus menerus malah menghambat aktivitasku. Aku juga terkadang menggerutu dan mengutuk kenapa hujan harus turun di saat yang tidak tepat. Tapi, itu tidak tepat dalam pandanganku bukan? Dan hujan turun atas kehendak sang pencipta. Memangnya siapa aku yang berani menentang kehendak-Nya?

Meski tak bisa menikmati hujan seperti dulu lagi. Tapi aku masih bisa menikmatinya dengan cara yang lain. Seperti mendengar suara hujan, atau memandang air yang jatuh ketika hujan. Dan rasanya tetap sama. Menenangkan. Aku suka.

Lalu, ketika hujan turun di tengah malam seperti ini, membuatku ingin cepat-cepat terlelap. Kemudian bermimpi indah. Di mana saat hujan ada kamu dan aku. Yang sedang berlarian, bercanda tawa di tengah gerimis yang romantis. 

Aahh... sekarang malam sudah semakin larut. Aku harus segera tidur. Banyak rencana yang sudah kususun untuk esok hari.

Hujan, temani aku malam ini. Jangan reda terlalu cepat. Besok pagi saja kalau kau ingin berhenti.

Untuk kamu, kuucapkan selamat tidur. Kudoakan, esok harimu menyenangkan. Salam rindu dariku, di sebuah kota yang tengah di guyur hujan.


~WS

No comments:

Post a Comment