Sebenarnya, saya sudah malas untuk mengingat-ingat
ataupun sekadar tahu tentang seseorang dari masa lalu saya itu. Mungkin sebagian
orang berpikir kalau suatu hubungan selesai kita tetap harus menjalin komunikasi
yang baik. Hitung-hitung menyambung tali silaturahmi karena bagaimanapun kita
pernah menjadi orang yang sangat dekat. Tapi tidak bagiku, hal tersebut
tidaklah berlaku. Apa yang sudah selesai ya sudah selesai saja. Masa lalu ya
berlaku sebagai masa lalu saja. Cukup menjadi pelajaran dan pengalaman berharga
agar tak terulang lagi. Saya memang orang yang seperti itu, kalau kamu memiliki
pendapat berbeda ya itu urusanmu. Tapi beginilah saya.
Bukan berarti saya tidak memaafkan ataupun masih
memiliki dendam. Sama sekali tidak. Saya hanya tidak ingin berurusan lagi
dengan hal-hal yang pernah membuat saya kecewa dan terluka. Apalagi saya sudah
berjalan sejauh ini, terkadang saya masih tak menyangka bahwa ternyata saya
sanggup. Karena jujur saja, saya dulu pernah berpikir mungkin takakan sanggup
kalau tidak dengannya, kalau tanpanya. Bahkan terlalu sulit menjalani hari-hari
setelahnya. Berbagi cerita mengenai apa yang saat itu saya rasakan kepada
teman-temanku pun tidak bisa. Toh dengan menyimpan semuanya sendiri bisa
membuatku menjadi lebih kuat sampai akhirnya bisa lepas dari bayang-bayang masa
lalu itu.
Lantas kenapa saya membahas ini sekarang dan di
sini? Karena beberapa hari yang lalu saya tidak sengaja berpapasan dengannya di
sebuah swalayan besar di kota ini dan sialnya saya bersitatap dengannya
sekilas. Cuma sepersekian detik, tapi membuat saya kepikiran sampai berjam-jam
dengan berbagai pertanyaan. Kenapa harus berpapasan dengannya? Kenapa saya
harus berbalik ke arahnya di saat dia juga sedang melihat ke arahku? Hari itu
aku merasa sangat-sangat tidak beruntung.
Lalu baru saja saya mendapat kabar dari teman yang
sangat dekat denganku. Yang ternyata masih berteman dengan Dia di media sosial.
Katanya Dia sudah move on dan telah
memiliki pasangan yang baru. Langsung kujawab dengan mengucap “Alhamdulillah, baguslah semoga Dia
bahagia. Ini benar tulus dari hatiku yang paling dalam. Walau sebenarnya saya
tidak mau tahu apapun tentangnya lagi. Saya tidak membecinya hanya mungkin
karena saya pernah merasakan kecewa yang terlalu dalam karenanya. Bukan juga karena
saya belum bisa move on, tenang saja saya
sudah melupakannya sejak lama.
Saya hanya ingin menegaskan lagi, masa lalu yah
selayaknya masa lalu. Tak perlu dikenang dan diingat-ingat karena keberadaannya
hanya di masa lalu. Cukup jadi pelajaran untuk menjadi manusia lebih baik lagi.
Dia bukanlah kesalahan, tapi banyak hal yang salah tentang masa lalu yang perlu
kuperbaiki dan tak ingin kuulangi.
Ooh iya, saya memang masih sendiri, tapi sendiri itu
bukan berarti belum move on. Saya hanya
belum menemukan “Dia” yang sejati.
~WS
Minggu, 18 Maret 2018
No comments:
Post a Comment