Malam
sudah cukup larut, saat sebuah percakapan yang bagiku cukup panjang itu
membuatku tersenyum macam remaja yang sedang kasmaran. Percakapan biasa yang
langka. Semuanya berbeda karena itu dia.
Aaah
tidak sepanjang itu, percakapan itu singkat kok. Tidak ada yang spesial pula.
Terkadang sesuatu yang menurut orang lain biasa, itu luar biasa bagi diri kita.
Mungkin itulah yang terjadi. Aku tahu, sekat tebal selalu membentang sepanjang
jalan antara harapan yang sebenarnya sudah lama pupus dengan dia yang tak
pernah nyata. Hanya ilusi yang pernah ingin kukejar.
Sebenarnya
bukan rasa itu yang membuatku berbunga, tapi percakapan itu yang tak pernah
berani aku impikan. Karena bercakap dengannya adalah hal yang sebenarnya tak
pernah bisa aku mulai, meski itu di dunia maya, di alam mimpi, apalagi empat
mata. Malam ini semuanya terjadi begitu saja dan berakhir begitu saja pula.
Hanya
saja, percakapan itu mengingatkanku pada harapan seorang anak perempuan sembilan
tahun silam. Seorang anak yang sangat bahagia bertemu dengannya. Harapan yang tak seharusnya tumbuh. Karena akhirnya
berbuah kecewa.
Entah,
apa karena baru lagi kujumpai dia atau karena kata-kata yang dia ucapkan.
Kata-kata yang terdengar hanya basa basi agar aku tak terlihat bodoh di depan
mereka. Terkadang prasangka dan curiga memang lebih dulu ada daripada melihat
ketulusan. Melihatnya lagi, memang
kusadari rasa itu telah jauh pergi. Dan tak seharusnya pernah ada....
Sudahlah
aku hanya ingin menikmati moment ini. Moment
langka bersama mereka.
WS
Februari
2016
No comments:
Post a Comment