Berapa lamakah waktu yang ideal yang dibutuhkan
seseorang untuk melupakan? Bukan hanya melupakan manusianya tapi juga seluruh
kenangan dan segala rasa yang masih tertinggal setelah cerita yang usai. Bahkan
setelah tak ada lagi harap, tangis yang sudah mengering, tapi duka belum juga
selesai. Bukan karena ingin kembali, justru karena tidak ingin mengulang cerita
yang sama walau dengan orang yang baru.
Semakin mengenal seseorang semakin bertambah pula
keraguan yang muncul. Ingin merajut
harapan yang baru tapi terlalu takut akan kecewa yang berulang. Kepalaku pening
disesaki pertanyaan demi pertanyaan yang tak kunjung mendapat jawaban. Segala rasa
yang bercampur begitu menyesakkan.
Tak apakah membuka hati dan mengizinkan seseorang
mengisi ruang kosong yang begitu hampa di sana? Apakah setelah jatuh aku tidak
akan tenggelam? Bisakah aku kembali berdiri jika pada akhirnya aku hanya
menambah luka? Kalau seandainya aku menyimpan harap, akankah tak kutemui kecewa
jika itu dia? Layakkah aku memiliki rasa itu? Bagaimana jika semua hanya semu?
Ya aku begitu takut akan perasaanku sendiri. Aku
ragu dengan segala kemungkinan. Sebab aku pernah begitu mencinta, sebab
percayaku sungguh terlalu, dan hatiku kuserahkan seluruh. Karena akhir yang berujung
kecewa membuatku tak lagi ingin percaya pada segala yang berwujud semu. Jika harus
mengulang kisah yang sama, aku lebih memilih untuk tak pernah memulai. Termasuk
manaruh harap apalagi coba-coba menyimpan rasa.
Jadi tolong jangan menyiksaku dengan hadirmu. Jangan
membuatku nyaman denganmu, jangan buat aku tergantung padamu. Jangan datang
kalau hanya untuk pergi. Karena aku sudah susah payah untuk sampai di titik
ini.
~WS
26 Mei 2019