Kumulai pagi ini dengan semangat, senyumku terkembang kala beranjak dari rumah dan menemui pagi yang berkabut embun. Dingin. Tapi aku suka suasananya. Sepanjang jalan aku berkendara dengan santai. Nyaris sepanjang jalan aku menyetir hanya dengan satu tangan. Karena tangan yang lain sibuk memeluk diri sendiri.
Sementara menikmati embun yang begitu lembut terasa menerpa wajahku, fikiranku dipenuhi berbagai macam hal yang belakangan ini mengusik dan membuatku lelah. Bahkan terkadang menyesakkan dada.
Aku dipusingkan tentang banyak hal, tentang pertanyaan-pertanyaan yang masih tak menemui jawaban, tentang asa, dan juga bimbang yang tak usai.
Hari yang semestinya ceria ini, sama sekali tak kurasakan sepanjang hari. Dimulai ketika senam pagi di mana aku kesulitan mengikuti gerakannya dan akhirnya hanya berdiri kebingungan di lapangan. Keringatku bahkan tak ada yang mengucur biar setetespun. Lalu makan siang yang tidak bisa kuhabiskan, dan entah bagaimana aku sudah kembali ke rumah dengan tumpukan cucian piring yang menanti di dapur.
Bukan gerakan senamnya yang sulit, bukan makanannya yang tak enak, dan bukan cucian piring menumpuk yang kukeluhkan. Memang aku saja yang tak bergairah padahal sudah kusiapkan hati untuk berbahagia.
Lalu apa?
Mungkin aku rindu.
Rindu...
pada saat-saat itu.
Bukannya saat itu adalah saat -saat yang paling membahagiakan?
Saat tak ada harap yang kau ingin, saat tak ada rasa yang kau kecap, saat tak ada siapa yang ingin kau kenal, saat tak ada tentang yang kau tanya, saat tak ada kenangan yang ingin kau miliki, ketika tak ada sesal yang selalu kau ingkari, saat tak ada dan tanpa siapa-siapa. Tapi kau bisa tertawa lepas dengan hati yang lapang.
Terkadang ruang yang kosong memang sebaiknya tak terisi. Sebab hadir yang tiba-tiba, bukan untuk memenuhi. hanya membuat sesak dan jejak yang paling menyakitkan adalah menambah luka.
Harusnya memang tak pernah ada celah untuk membiarkannya tumbuh hingga berkecambah sebab rindu sudah biasa dengan jarak. Tapi aku harus sebelum ia bertunas dan menjadi duri yang munusuk diri sendiri.
~WS