Saturday, 20 October 2018

Hari Pertama


“Waktunya tidur, istirahat. Besok, kita akan memulai petualangan baru. Bismillah….”

Itulah kata-kata yang saya tulis di memo HP sebelum terlelap malam itu. Keesokan paginya saat hari masih gelap, alrm yang sudah  saya atur untuk berbunyi tiap 5 menit (kalau tidak begini dijamin gak akan bisa bangun pagi wkwkwk) berdering-dering membangunkan saya yang masih mager (malas gerak). Tapi, mengingat hari ini adalah hari pertama saya mulai bekerja, sayapun segera bangun, melaksanakan shalat subuh dan lalu bersiap-siap ke kantor.

Saat pagi menyapa, mendung menyelimuti langit. Hari tampak muram, tapi tidak dengan diriku yang pagi itu mempunyai semangat baru untuk memulai hari-hari baru, memulai kehidupan dalam dunia kerja. Dengan menunggangi si beblue (baby blue julukan untuk motor butut kesayanganku yang terinspirasi dari webtoon spirit fingers) saya menuju ke kantor yang mulai hari ini akan menjadi rumah kedua untukku. Karena di tempat inilah setengah hariku akan saya lewati. Aahh… orang-orang seperti apakah yang akan saya temui nanti? Pertanyaan itu mengusik fikiranku sepanjang jalan.

Pukul 07. 30 WITA saya sudah tiba. Saya memarkirkan si beblue lalu melangkah memasuki gedung kantor yang berlantai tiga itu. Masih sepi. Cuma ada security dan cleaning service yang tengah membersihkan ruangan front office, entah kalau di bagian dalam kantor. Saya duduk di kursi tunggu dengan perasaan campur aduk. Gugup, canggung, merasa asing sekaligus antusias.

Selang beberapa saat, datanglah ibu Fatma sosok yang ramah dan murah senyum, itulah kesan pertama yang saya tangkap saat pertama kali bertemu dengannya ketika interview kemarin, kelak saya tahu beliau tipe yang sangat kocak, lucu dan humoris. Sayapun diajak ke ruangan yang akan menjadi tempatku bekerja bersama dengan beberapa karyawan lain.

Lalu satu persatu karyawan lain datang dan saya diperkenalkan dengan mereka. Berbagai tanggapan mewarnai kehadiranku di kantor hari itu, menjadi bahan candaan dengan pertanyaan-pertanyaan konyol yang saya tahu hanya untuk lebih mengenalku saja, karena mungkin saya tampak sangat pendiam. Perasaan canggung benar-benar menguasai diriku. Saya hanya sesekali tersenyum dan bicara saat ditanya.

Saya memang bukan tipe orang yang friendly dan mudah berbaur dengan orang yang baru saya temui. Tapi, saya akan pelan-pelan menyesuaikan diri setelah saya cukup mengenal karakter orang-orang di lingkungan baru saya tersebut.

Di luar, hujan gerimis membasahi kota siang hari itu. Saya mulai diajari hal-hal yang harus saya kerjakan. Tak banyak dan cuma hal-hal yang sederhana. Hari itupun berlalu dengan canggung yang masih tersisa hingga beberapa hari berikutnya.

Hari itu, sudah lewat beberapa pekan lalu. Kini saya sudah bisa beradaptasi dengan baik di lingkungan kerjaku. Pun tanpa masalah berarti dan semoga sampai seterusnya begitu, karena kehidupan tak akan mungkin terus berjalan dengan mulus. Hari-hari esok masih penuh dengan tanda tanya. Tapi mengambil banyak pelajaran dan menjadikannya sebagai pengalaman berharga adalah sesuatu yang pasti. Saya memilih untuk menikmatinya dan memberikan yang terbaik dalam hal apapun yang saya kerjakan.




~WS

10-20 Oktober 2018

Tuesday, 2 October 2018

Kabar Baiknyaa…


Sudah dari beberapa hari yang lalu saya berniat untuk mulai menulis lagi di blog ini, tapi selalu tidak bisa menyempatkan diri. Yaah saya sangat tidak konsisten, karena beberapa bulan belakangan saya kehilangan motivasi dan bahan untuk mengisi blog ini. Tapi, saya akan usahakan untuk rutin menulis lagi. Karena tanpa menulis rasanya seperti ada yang hilang dari keseharian saya.

Kali ini saya ingin memberi kabar baik. Setelah belasan hingga puluhan lamaran yang saya kirimkan ke berbagai perusahaan dan kantor yang ada di kota ini, dengan rekomendasi seorang teman yang sangat baik akhirnya saya pun bisa mulai mengenal dunia kerja.

Sudah putus asa, sempat ingin berhenti berusaha, harapan mungkin tinggal seujung kuku. Bahkan saya sudah menyusun rencana-rencana lain setelah menemui kegagalan berkali-kali. Tapi dalam hati kecil selalu ada doa dan harapan yang tidak pernah putus meski tak saya ucapkan lewat lisan, untuk mendapatkan pekerjaan yang meskipun tidak menjadi “apa-apa” dengan gaji yang meski tidak seberapa. Setidaknya cukup sebagai tempat untuk saya mendapat pengalaman dan pelajaran berharga dalam dunia kerja.

Allah ternyata menjawab doa yang saya panjatkan dalam diam itu. Harapan sederhana yang tidak menggebu-gebu. Keinginan yang saya pendam sendiri. Meski bukan itu hal yang selalu saya usahakan tapi saya selalu merasa membutuhkannya. Dan Allah benar-benar memberikan apa yang saya butuhkan saat ini.

Kita mungkin punya keinginan yang sangat banyak, tapi hati kecil kita sebenarnya tahu apa yang paling kita butuhkan. Dan Allah hanya memberikan apa yang terbaik yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan. Semoga pekerjaan ini menjadi langkah awal pembuka rezeki dari impian dan rencana-rencana yang ingin saya usahakan untuk dapat terwujud. Bismillah…. Perjalanan kita masih sangat panjang ini barulah awal.

#wstory